Minggu, 18 Januari 2009

Sejarah dan Masa Depan


Sejarah senantiasa berputar. Kehidupan adalah pengulangan-pengulangan semata. Dari yang ada menjadi tiada. Dari yang mulanya tiada menjadi ada. Hanya pelaku atau subyeknya saja yang berbeda. Begitulah (ke)hidup(an), selalu berputar, sampai tiba waktunya segala sesuatunya berhenti sama sekali. Pelaku kejahatan akan senantiasa bertarung dengan pelaku kebajikan. Penyeru kemungkaran akan berpacu, berlomba mengalahkan para pendakwah, ataupun sebaliknya.

Karena gerak roda sejarah adalah senantiasa berputar namun “statis”—karena sekali lagi hanya pengulangan saja,—maka sebenarnya “masa depan” adalah sesuatu yang sangat mungkin untuk diprediksikan atau diterka kebenarannya.
Dengan cara menyandarkan pada hukum kausalitas, hukum alam atau sunatullah dalam bahasa agamanya. Masa depan disini yang saya maksud adalah masa depan sejarah. Misalnya masa depan suatu bangsa atau kelompok. Akan bagaimana kita bisa diterka melalui sejarah masa lalu bangsa kita dan bagaimana prilaku bangsa kita saat ini. Contoh yang lebih spesifik barangkali misalnya, kalau dimasa lalu ada Fir’aun dengan perilaku destruktifnya, maka saat ini sebenarnya ada “Fir’aun-Fir’aun” lain yang sama bejatnya. Ada Daud (David) yang melawan Thalut (Goliat), saat ini pun masih ada. Ada juga Umar, Usman atau Ali di masa lalu, sekarang tokoh yang mewakili prototipe seperti mereka pun masih hadir. Fir’aun masa kini mungkin bisa dianalogikan semacam George W. Bush atau Ehud Olmert dari Israel. Coba lihat bagaimana prilaku mereka?

Nah meraba masa depan ini saat ini sudah menjadi semacam ilmu baru yang baru sedikit orang yang mendalamnya. Mereka ini biasa disebut para Futurolog. Tentu mereka berbeda dengan dukun atau peramalperamal mistis. John Nisbitt salah satu Futurolog itu. Dalam bukunya “Megatrend 2000”, ia banyak menguraikan soal masa depan masyarakat dunia dimasa depan, tentang perilakunya atau apapun. Saat ini banyak ”ramalannya’ yang terbukti benar. (Ia menulis sebelum memasuki milenium ketiga). Yang agak membanggakan, abad 21 kata Naisbitt adalah abad agama-agama. Artinya orang modern saat ini akan mulai merindukan kembali dunia spiritual yang selama ini hilang dari kehidupan mereka. Agama akan menjadi tren baru di abad ini, setelah abad yang lalu agama mulai diingkari. Benar atau tidak ramalannya, kita lihat perkembangannya. Semoga saja benar.

Meskipun untuk hal-hal tertentu kita harus percaya pada sesuatu yang abstrak (ghaib), transenden bahkan sesuatu yang rasional sekalipun (mungkin tepatnya suprarasional). Sebab yang irrasional sebagaimana mitos pada dasasrnya tetap punya rasionalitanya sendiri, hanya saja mungkin kita belum tahu, atau belum bisa mengetahuinya. Sejarah, ya sejarah. Seharusnya kita banyak belajar dari sejarah. Apa yang terjadi saat ini adalah efek domino dari keadaan (sejarah) masa lalu. Masa depan pun sebenarnya bisa kita prediksi keadaanya jika kita tahu dan paham apa yang terjadi saat ini. Karena laju kehidupan pada dasarnya saling kait mengkait. Inilah yang saya sebut dengan masa depan yang bisa diprediksikan. []

Wallahu a’lam bis-shawab.

Tidak ada komentar: