Rabu, 16 Oktober 2019

Dua Hal yang Memudahkan Kita ke Syurga


thebest.co.id
ADA dua hal yang memudahkan kita masuk surga, yaitu takwa dan akhlak yang mulia. Lalu apakah yang dimaksud dengan takwa? Takwa sering diartikan sebagai mematuhi perintah-perintah Allah dan menghindari segala laranganNya. Jadi takwa adalah melaksanakan perintah dan menjauhi maksiat. Sedangkan derajat takwa yang paling tinggi, yang sempurna, menurut Ibnu Rajab Al-Hambali adalah mengerjakan hal-hal yang wajib dan sunah. Serta meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan perkara yang makruh, tetapi juga meninggalkan perkara-perkara yang masih abu-abu, tidak jelas atau hukumnya masih kontroversial alias syubhat.

Namun sebenarnya takwa bisa diejawantahkan dalam banyak hal yang lebih sederhana. Misalnya dengan menjaga perkataan yang baik-baik saja. Karena kata Nabi, “Tidaklah seseorang disebut bertakwa dengan sebenar-benarnya kepada Allah sampai ia bisa menjaga lisannya.”  Jadi walaupun ketakwaan sifatnya transendental, tapi ciri-cirinya atau pancarannya bisa terlihat dan diperlihatkan. Tidaklah seseorang itu dikatakan bertakwa kalau tidak bisa menjaga lisannya. Jadi walaupun seseorang banyak melakukan banyak shalat, puasa dan menunaikan zakat, kalau lisannya tidak dijaga (dari perkataan yang tidak baik), maka ia belum benar-benar bertakwa.  Walaupun—sekali lagi—orang yang menjaga lisannya belum tentu juga bertakwa.

Pernah suatu kali Rasulullah saw. ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga. Maka beliau menjawab, ‘bertakwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.’ Kemudian beliau juga ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, kata Nabi, ‘Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan. Demikian dikutip dari HR. Tirmidzi.

Kemudian selain taqwa, kata Nabi yang memudahkan seseorang masuk surga adalah berakhlak yang baik. Berakhlak yang baik sebenarnya sudah termasuk bagian dari takwa. Namun kenapa akhlak disebutkan secara terpisah dari takwa? Ibnu Rajab mengatakan bahwa hal ini karena ingin menunjukkan betapa pentingnya akhlak. Karena itu Nabi saw. mengatakan akhlak yang baik sebagai salah satu tanda kesempurnaan iman seseorang.
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud)

Akhlak yang baik (husnul khuluq) itu seperti apa contohnya? Imam Hasan Al-Bashri mencontohkan akhlak yang baik itu seperti ramah, dermawan dan bisa menahan amarah. Sedangkan Imam Asy-Sya’bi berkata bahwa akhlak yang baik adalah bersikap dermawan, suka memberi, dan memberi kegembiraan pada orang lain. Ibnul Mubarak mengatakan bahwa akhlak yang baik adalah dengan bermuka manis, gemar melakukan kebaikan dan menahan diri dari menyakiti orang lain. Sementara menurut imam-iamam yang lain, akhlak yang baik adalah tidak mudah marah dan cepat naik darah.

Kesimpulannya adalah berakhlak yang baik adalah menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia, baik dengan dengan sesama saudara, tetangga maupun dengan manusia pada umumnya. Hubungan yang baik tentu saja yang bisa menyenangkan orang dan tidak menyakiti perasaan orang lain. Apa yang tidak kita sukai dari orang lain, janganlah kita lakukan kepada orang lain. Perbuatan orang lain yang menyenangkan kita, semestinya itu juga yang kita lakukan kepada mereka. Semoga kita bisa memiliki ketakwaan dan akhlak yang baik yang diridhai Allah swt. Dengan demikian semakin memudahkan bagi kita untuk ke surga.

Tidak ada komentar: