![]() |
Ilustrasi |
Ramadhan tahun ini saya teringat kembali dengan cerpen dari Agus Noor, berjudul Tukang Jahit. Saya tak ingat persis kapan cerpen itu dibuat, tapi yang jelas saya pernah membacanya.
“Tukang jahit itu selalu muncul setiap kali menjelang Lebaran. Kata orang, ia tak hanya bisa menjahit pakaian. Ia juga bisa menjahit kebahagiaan. Tukang jahit itu punya jarum dan benang ajaib yang bisa menjahit hatimu yang sakit. Jarum dan benang, yang konon, diberikan Nabi Khidir dalam mimpinya.” Begitu Agus Noor mengawali ceritanya.
Waktu itu tukang jahitnya tidak hanya satu tapi banyak tukang jahit. Mereka tukang jahit keliling. Semua penduduk kota menyambut si tukang jahit dengan riang. “Tukang jahit datang! Asyiik! Lebaran jadi datang!” begitu anak-anak berteriak. Seakan-akan bila para tukang jahit itu tak muncul, maka Lebaran tidak jadi datang ke kota itu.