Jumat, 20 Januari 2012

Makna Ulang Tahun

:Juga untuk yang hari ini ulang tahun.

Hari lahir, pada hakikatnya adalah pengulangan nostalgia. Nostalgia kelahiran. Seseorang senantiasa ingat dan senang dengan masa lalu. Seringkali dirinya membandingkan apa yang dirasakannya hari ini dengan hari-hari yang telah lewat. Melihat apa yang telah didapatkannya hari ini dan apa saja yang belum tercapai.

Mengenang hari lahir kini telah menjadi budaya massa, khususnya di kalangan anak-anak dan generasi muda. Berbeda dengan generasi (tua) dahulu yang tidak menganggap penting sebuah hari lahir. Ini terbukti banyak yang tidak ingat kapan dirinya lahir—hari apa, tahun berapa—apalagi sampai merayakannya. Mungkin sebagian orang ada yang ingat hari atau waktunya dari cerita orang tuanya. Misalnya kalau orang jawa ingat kalau ia lahir pada Sabtu Wage, Pahing, Legi atau Pon. Lahirnya pagi hari atau malam hari, tapi tidak tahu tajun berapa. Namun bagi generasi sekarang mengenang atau merayakan hari lahir seolah menjadi bagian penting dalam hidupnya.

Kesepian, Kamu, Aku dan Sesuatu yang Lain


Kesepian ini begitu mendera
Sebelum kau datang menawarkan sepucuk kata berlumurkan embun
Embun yang lama dirindukan tangkai hatiku
Datanglah selalu dan mendekaplah, agar menjadi pohon tak rapuh

Tahukah kau, kutasbihkan namamu hingga tepi malam dan ujung siang
Kulukiskan pada kulit harapan
Kuceritakan indahmu pada kupu-kupu, angin dan hujan
Sesekali kulilitkan namamu di bangku senja hingga ia tersipu

Kamis, 19 Januari 2012

Pertemuan

Apakah sesungguhnya makna sebuah pertemuan? Pertemuan ibarat menyusun kepingan-kepingan puzzle dalam kehidupan. Setiap pribadi kita adalah kepingan-kepingan puzzle itu. Saat kepingan-kepingan disatukan, disanalah keindahan mulai nampak. Seperti ada cerita yang mulai bermakna. Sayangnya, puzzle itu tak pernah selesai disatukan. Ia terlalu luas dan panjang. Seluas kehidupan itu sendiri.

Puzzle menjadi indah karena banyak warna dan pola. Tapi mengapa kita hanya menyukai dan menginginkan warna yang sama. Pertemuan adalah sebuah warna, dan perpisahan adalah warna yang lainnya.

Sebuah pertemuan pada dasarnya dilahirkan kembar siam dengan perpisahan. Mungkin sebagian dari kita lebih senang dengan perpisahan, karena tak nyaman dengan hadirnya sebuah pertemuan.

Minggu, 08 Januari 2012

Di Kaki Gunung Pesagi

KISAH ini terjadi beberapa waktu yang lalu. Karena itu sengaja kuceritakan, karena jika tidak, cerita ini akan hilang. Aku berharap temanku akan menceritakannya kepada yang lain.

“Aku adalah pengembara,” begitu kuawali ceritaku pada seekor kucing hitamku. Kucing itu hanya menggerak-gerakkan kepalanya ke kakiku. Tak perlu persetujuan darinya aku melanjutkan ceritaku. “Telah banyak tempat di negeri ini yang aku datangi. Dari satu tempat ke tempat lain. Dari pulau satu ke pulau lain di negeri ini. Kampung dan desa kumasuki. Kota demi kota tak luput dari pengembaraanku. Aku beruntung hidup di era transportasi dan teknologi. Dengan demikian pengembaraanku bukanlah pengembaraan seperti pada kisah Brama Kumbara yang berjalan kaki atau naik kuda. Terkadang aku naik roda dua, bus, kereta api ataupun kapal laut. Satu yang tak pernah kucoba adalah pesawat udara, sebab kudengar pesawat terbang di negeri ini tak begitu layak terbang.” Kucing di sebelahku masih diam saja.