Sabtu, 27 Maret 2010

Kenapa Memberi (yang Baik?)


YA, mengapa kita harus memberikan sesuatu kepada orang lain dan kepada Tuhan (yang pada akhirnya kepada manusia). Apakah memberi itu sebuah kewajiban ataukah sebuah kebutuhan? Menurut saya memang keduanya. Kec beberapa kewajiban yg mengharuskan kita mengulurkan tangan untuk orang lain, yakni zakat. Ada juga yg tidak wajib.

Terlepas dari persoalan agama, rasanya memberi itu harus dibiasakan menjadi sebuah kebutuhan. Karena secara psikologis terkadang kita ingin memberi kepada orang lain. Dan setelah itu kita merasa puas karenanya.

Daun Tua dan Tunas Muda


TUNAS muda bisa bermakna apapun yang menunjukkan hal, sesuatu atau orang-orang termasuk pemikiran yang baru. Seiring berjalannya waktu tanpa saya sadari ternyata saya telah mendapatkan teman-teman yang baru saya kenal. Itulah tunas pertemanan baru. Disisi lain saya telah dan mulai kehilangan (kontak) dengan orang-orang yang (pernah) saya kenal. Seperti kehilangan daun yg sudah tua.

Sesuatu yang baru selalu exciting (menggugah perasaan). Meskipun saya sadar semua orang mempunyai perbedaan, tetapi ternyata saya terkadang kurang bisa memahami perbedaan orang-orang yang baru saya kenal. Dengan adanya proses lama kelamaan saya bisa mengerti mengapa mereka berbeda. Perbedaan antara saya dengan mereka sesungguhnya tidaklah terlalu banyak. Mungkin karena belum terlalu kenal saja maka terkesan mereka begitu berbeda, padahal tidak terlalu berbeda. Sayangnya kita sering melihat perbedaan sebagai suatu masalah. Bukan sebagai sesuatu yang berkah. Tidak melihatnya sebagai sesuatu yang spesial.

Maka, saat kawanmu pergi dengan atau tanpa tanda kutip, tak guna menangis tak guna tertawa. Akan ada tunas-tunas muda yang menggantikan.[] Wallahu a'lam.

Tetaplah Bekerja Meskipun dalam Keputusasaan


WAKTUNYA sudah berlalu sekian tahun yang lalu. Saya membaca sebuah buku kecil disiang hari. Saya baru saja pulang ke rumah setelah pertemuan dengan teman-teman se-kampus. Ada sebuah tulisan pendek karena memang berupa penggalan kalimat yang pernah diucapkan (mungkin filosof, pemikir atau orang besar yang cukup berpengaruh). Kalimat dalam buku itu kira-kira berbunyi "Janganlah sekali-kali berputus asa, " demikian Edmund Burke berkata, "tetapi jika tetap saja kamu berputus asa, tetaplah bekerja meskipun dalam keputusasaan."

Menolak Obama, Menolak Tamu


RENCANA menolak kedatangan Presiden AS, Barack Obama, ke Indonesia mulai santer terdengar. Rencana penolakan itu datang dari sejumlah mahasiswa dan ormas Islam.

Saudara-saudara muslim saya itu apakah tidak pernah atau lupa membaca hadits2 dan sirah nabawiyah. Bukankah dalam bnyak hadits rasulullah mengajarkan bagaimana harus menerima dan memuliakan tamu. Bahkan terhadap orang yg tidak disukai sekalipun. Tetap ada kewajiban menghormatinya.