Selasa, 13 Juli 2010

Mengenali Bubuk Wangi Bernama Kopi


ANDA pecinta kopi, penikmat kopi atau ingin menjadi penikmat kopi? Perlu anda ketahui, kopi hanya bisa dikenali dengan cara merasakannya secara langsung alias tasting. Berikut ini adalah cara sederhana yang biasa dipakai untuk menilai kopi yang berkualitas (nikmat) atau tidak.

Pertama, keasaman. Keasaman (acidity) adalah karakter yang membuat kopi disukai pecinta kopi. Keasaman disini bukan dalam arti negatif yang berarti tidak enak, tapi (rasa) sensasi di pinggir dan di bawah langit-langit mulut. Keasaman kopi adalah rasa yang tajam, kuat dan mampu menggetarkan syaraf. Tanpa keasaman kopi akan terasa hambar.

Kedua, aroma. Aroma adalah sensasi yang sulit dipisahkan dari rasa. Aroma dinikmati dengan penciuman. Tanpa indra penciuman, rasa hanya akan berupa rasa manis, asam, asin atau pahit. Aroma inilah yang mampu menambah kenikmatan kopi yang kita minum.

Surat Kabar Hibrida ala Olivia Serdeczny

Sumber Kompas.com
“…Era surat kabar [akan] segera berakhir…”
Philip Meyer dalam Vanishing Newspaper

Dalam jagad kewartawanan, Olivia Serdeczny bukanlah apa apa dibandingkan Nick Davies, Joze Ruben Zamora, Chris Elliot atau Bambang Harymurti sekalipun. Olivia hanyalah seorang gadis belia usia 25 tahun (2010). Ia adalah gadis Polandia yang mempunyai proyek eksperimental. Ia membuat “surat kabar hibrida” bernama NIIU di Berlin, Jerman.
Bedanya dengan surat kabar kebanyakan (konvensional) adalah NIIU bersifat individual. Kalau surat kabar pada umumnya seragam untuk satu koran, tetapi NIIU tidak demikian. Olivia memberikan kebebasan kepada pembaca untuk memilih sendiri informasi yang mereka inginkan.

Dengan demikian tentu saja isi koran NIIU akan berbeda satu sama lain tergantung dari pesanan pembacanya. Satu koran NIIU terbitan hari ini yang saya beli dan baca barangkali hanya berisi informasi atau berita politik, musik, ekonomi dan sedikit berita olahraga. Sementara NIIU yang anda baca bisa jadi berisi tentang teknologi informasi, olahraga tanpa berita politik. Hal ini terjadi karena kita berbeda selera serta memesan berita yang berbeda.