Sabtu, 27 Maret 2010

Menolak Obama, Menolak Tamu


RENCANA menolak kedatangan Presiden AS, Barack Obama, ke Indonesia mulai santer terdengar. Rencana penolakan itu datang dari sejumlah mahasiswa dan ormas Islam.

Saudara-saudara muslim saya itu apakah tidak pernah atau lupa membaca hadits2 dan sirah nabawiyah. Bukankah dalam bnyak hadits rasulullah mengajarkan bagaimana harus menerima dan memuliakan tamu. Bahkan terhadap orang yg tidak disukai sekalipun. Tetap ada kewajiban menghormatinya.
Dalam sejarah kita bisa baca tidak pernah sekalipun rasulullah menolak tamunya. Entah itu yahudi, kristiani, atau majusi. Dengan senyuman rasulullah menyambut mereka. Dari yang punya kepentingan baik sampai yang bermaksud buruk. Justru rasulullah memanfaatkan momen silaturahmi tersebut untk berdialog, bertukar pikiran, menyampaikan pemikirannya dan mendengarkan maksud si tamu. Sikap yang demikian inilah yang membuat beliau disegani dan dihargai oleh musuhnya. Sekalipun saat itu umat muslim masih minoritas.

Sikap politik luar negeri Amerika sejauh ini memang tidak atau kurang bersahabat dengan dunia Islam. Karena itu sebagian muslim menganggap Amerika, juga Obama, sebagai musuh islam. Tapi penolakan secara overgeneral tanpa kompromi saya kira tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. Bagaimana masalah bisa selesai kalau pintu dialog tertutup. Justru dengan kedatangan Obama bisa menjadi momen penting untuk membuka dialog dan kerjasama yang egaliter. Kita bisa menyampaikan keinginan kita,misalnya meminta AS menarik pasukannya dari wilayah konflik e negara muslim. Atau meminta mengurangi sikap diskriminatif dan sikap pejoratif terhadap islam, dsb. Penolakan justru semakin mengesankan sikap islam yang kaku, ekstrem dan kurang beradab.

Mengapa kita tak bisa menyambut tamu dengan senyuman, seperti yang dicontohkan rasulullah. Bukankah kita sering memperingati maulid nabi. Lalu apa yang kita pelajari dari beliau?

Tidak ada komentar: