Sabtu, 04 Juli 2009

Membakar surat itu...

Membakar surat itu rasanya sangat menyedihkan, apalagi ari seorang sahabat. Karena mungkin aku tidak akan mendapatkan surat seperti itu lagi. Sebagaimana diketahui saat ini rasanya surat kertas seperti benda antik dan kuno. Sampai-sampai seseorang merasa malu untuk membuat dan mengirimkannya. Kalau kata Pramudya, membakar sampah itu seperti revolusi (atau revolusi itu seperti membakar sampah?, karena bukan hanya melupakan tapi melenyapkan dan memusnahkan, setelah itu perasaan kita akan lega. Mungkinkah membakar surat sahabat itu seperti revolusi? Tapi memang saya harus membakarnya.

-03 Juni 2009

Tidak ada komentar: